dr blognya nia: Fenomena Aceh 07

i was readin one of nia's blog. and stumbled on one of her post on the situation in Aceh. FYI Nia had been working in a British NGO in Meulaboh, Aceh, yg juga merupakan proyek gabungan dgn UNDP.

Back to the post, it's pretty much surprising. n im still fumbling for words to describe my astonishment.. why? is this wrong? what should we do? yg paling gede: "HOW COME?"

Aceh indeed far away, sebuah kelompok budaya tersendiri yg ulma ga pernah bisa bayangin, blm bisa nangkep, coz blm pernah ke sana. tp yg diceritain nia, sooo far dari liputan media. again: wow.

some quotes:

Kolega Nie seakan bisa membaca pikiran Nie, “Jangan salah, Nie, mereka boleh tinggal di barak, namun kereta, mereka wajib punya. Lihat rumah di pojok itu. Ya, bapak itu punya anak tiga, dan masing-masing anaknya punya satu kereta, ditambah kereta miliknya. Jadi keluarga itu punya empat kereta!”

“Darimana mereka mendapat uang untuk beli semua itu?” Aku seperti orang linglung. Kolegaku tersenyum sinis, “ya bantuan NGO lah! Uang yang mereka dapat, ya mereka buat beli kereta, atau emas, atau handphone. Atau bantuan dari NGO seperti mesin jahit, perahu, atau becak mesin, mereka jual, dan ya uangnya buat memenuhi kebutuhan gengsi mereka.”

Tidak ada komentar: