selamat hari kartini..

iya sih, udh seminggu yang lalu Hari Kartini. Tapi tgl 21 kemaren, walopun tau itu hari Kartini, tetep aja felt like any other days.

lucky beberapa hari yg lalu Prima ngajakin dateng ke "acara Kartinian". buat bntu2 gtu. well i thought.. okay.. gpp deh bantu2. sama sekali ga aware sama isi acaranya apaan.

ya.. ga nyangka aja ternyata acaranya mutu :D

ada pembicaranya: Mbak Ratna Saptari, yg kerja di Univ. Leiden Dept. Antropologi n social sciences. ada filmnya, about TKW made by Lexy, yg juga bikin dua film laen yg diputar di acara2 sebelumnya (dan digembar gemborkan wiby). tp gw ga sempet nonton coz diputerna agak malem (jam 8), di diemen pula. duh,. wku itu mikirnya. pulang kerja, capek.. mesti k diemen pula. trus psti selesainya dia atas jam 11. tidaks ah tidaks. seingetku juga iya, krn itu weekdays, artinya sngt tidak wisek lo saya malah keluar smpe malem krn besok paginya haurs kerja.

so.. ada acara tanya-jawab yg interesting.

me, prima, laura n rina satu2nya student indo d sana. yg laen om2 tante2 nenek2 dan kakek2. yg padahal, acara kyk gtu malah jg penting buat diikutin ma anak2 student. tp yah, myb mrk udh heboh ma yg g30s, jadinya pas yg kartini.. rada melempem.

gw dateng telat 30 minutes :p
lagi ada sambutan, trus udh gitu pembacaan 'sejarah' si Ibu Kartini n also some distinguished women movements after that.

trus abis itu, the movie, this lexy guy bener2 kayaknya mentingin 'keaslian dan apa adanya'. soalnya beberapa scene di filmnya, terlihat tidak mutu :p (seperti kata isrina "tacky"..) adegan2 yg biasa di film2 hollywood di-cut, ma si lexy dibiarin. kyk pas mic jatuh, trus pas ngewawancaraain org pemerintah dr Hong Kong, telponnya org ini bunyi, dah gtu dia terpaksa berhenti bentar dan ngejawab, trus bis itu dia ngomong "so i have to do it again right?"... tp ga diliatin klo mrk ngulang lagi soalnya abis itu di-cut, ganti scene xD

yah tp that reminds me of those indonesian art community yg suka menampilkan realita dgn apa adanya. (termasuk tiba2 menshoot burung yg lg terbang)

anyways.. inti filmnya, emng shocking sih. we heard about it: TKW yg diperlakukan seenaknya, ga dapet perlindungan hukum (negara kita masih failed dlm memperhatikan hak2 bbrp kelompok), dicurangin agen, di sana ditekan ("ga boleh lapor, ga boleh macem2, klo engga, kmu bisa dideportasi dan ga bisa balik lagi!")

wktu nonton itu, pait banget rasanya, tau berbagai ktidak adilan tu emg bener2 kejadian under our nose. (juga berlaku buat para PRT yg diperlakukan bener2 kayak babu sama employer alias "majikan"nya). gw buknnya being a hypocrite, d jakarta ibu juga mempekerjakan seseorang buat bantu2, dan InsyaAllah she's being treated nicely and her rights are most respected.

abis nonton film, mbak Ratna went on with her 'public address'. well yg lucunya, di acara itu kan si mbak Ratna titlenya 'spreker' or pembicara.. tp sama panitia dibilang 'penceramah'.. wehehhe.. it sounded.. well inappropriate. n i think mba ratna was partly embarassed being called 'penceramah', so before she started, she stated that its not going to be a one-way session, she expects that members of the audience will also have to state his/her opinions/remrks/questions, etc. apalagi mengingat isi audience yg udah banyak makan garam kehidupan. "perjuangan" at their time.

she started with some quick history on various women movements in Indonesia. mbak Ratna juga salah satu pendiri LSM buat women's rights "Klayamitra" or something, means "mitra/sahabat baik". She offered an intersting view about 'woman and mother'. yang klo di Indo, klo ibu2 protes or turun ke jalan, masih suka dibilang "halah.. ibu2 ini, bisa apa sih?". though its not always the case. dia brought up wktu taun 91, ada seorang tokoh Papua yg lalu dipanggil 'Mama Yosefa'. yeap, she protested against Freeport, yg memperlakukan putera daerah dgn tidak adil dan semena2. dan emg abis itu freeport ngasi kucuran dana gede2an buat whatever persatuan under 'any suku' banners.

Women digerakkan oleh 'insting keibuan'. ketika mereka merasa keluarganya terancam, mrk bisa turut melancarkan aksi militan

--> later, this view is contradicted by this guy from erm.. well he works on green energy n biofuels. yang dia bilang, klo sebenernya yg cewe2 or kaum feminis mau itu cuma satu: KEBEBASAN dan KEEP AWAY FROM MY BODY. yg i think juga bener tp ... yah entar dulu mas. soalnya i think yg insting paling primordial ya itu, protecting her family. di komunitas yg lebih maju, yg keluarga dan ekonomi sudah baik2 saja, kaum feminis langsng melihat ke yg lain2, dan dr sini baru: "she wants her freedom."

Mbak Ratna also mentioned about decentralization, that means since now everything is up to each province, then there would be different laws and policies applied. ini sebenernya bikin pergerakan yg terpadu yg nasional, agak susah, coz then you have to deal with each special circumstances, specifically. well myb klo diliat sekarang masih susah, but myb in the future wktu negara kita udh kebiasa dgn desentralisasi.. tiap2 regional movements bisa dgn mandiri ngatur pergerakannya, dan semua bergerak menuju satu visi.

On the discussion session, banyak ibu2 yg udh tua2 itu, bersemangat sekali nanya2 "gimana nasib wanita skarang?". yah it's just weird that wanita yg sekarang dan calon di masa depan, cuma ada 4. dan pertanyaan itu dijawab oleh mbak Ratna yg lebih berdasarkan pengalamannya on the 80's. wee pokoknya the presentation n discussion bisa kemana2, dan keliatan om2 dan tante2 itu sangatlah antusias dlm bertanya. ada jg yg nanya, 'gmn dgn migrant indonesia yg d belanda?'. well ternyata mbak ratna dulu punya 'Indonesia House', yg nampung org2 ini. whoaa wait, i thought, so she's FOR those illegals? jujur aja gw sebelumnya berpendapat, klo yg illegal d sini tu bener2 nekad. dan yah.. klo nekad, resikonya harusnya diterima sendiri. tp yah, mungkin gw ga bole ngeliat kyk gitu. myb its about their equal right to have a better economic condition, by all means.. termasuk jadi illegal? -.- mungkin ga ya, indonesia ngelobi belanda, buat merelakan org2 ilegal itu jadi legal saja? (ada juga ga ya org indo illegal yg ga mau jadi legal krn males ngurusin admin dan pajaknya?) - ah anyway, soal legalities n policies r out of my league (hmm harus tanya mr. boyfriend). myb the Indonesia House itu diadain bener2 atas dasar rasa solider sbg sesama warga Indonesia (yg somehow, knp i found it basi yah? ato gw sebenernya ga boleh mikir kyk gtu? hm...)

yah, the discussion thingy almost overheated my brain :p kyknya sel2 karatan di otak mulai bergerak 'fizzzle..wizzl...' Mungkin gw juga terlalu jau mikirnya, mikir negara Indonesia yg masi perlu banyak perbaikan. kyk diri gw sendiri juga. but i was glad that i got this reminder from the past, the speech dr mbak Ratna dan the whole history stuffs. trus pas terakhir2 tu ada pembacaan fragmen surat2 Kartini, n this was this part yg berupa pengungkapan ketulusan beliau on her fights for women's rights. panjang sih ;p yg dia bilang, klo perjuangannya ga berhasil skrg, smoga setidaknya bisa didengar oleh org2 lain dn bisa terjadi perubahan. klo engga, saya yakin klo air mata dr tetesan tangis kami bisa menumbuhkan benih2 perjuangan yg berbunga indah. ya.. pokoknya mirip2 itu deh :D ditambah
trus terakhirnya nyanyi lagu ibu kita kartini. yg surprisingly ya, i can say 95% of the audience could still able to sing along to. untungnya liriknya udh diproyeksiin di OHP.. jadinya bisa nyontek2 dikit :p

well again, sayang aja sih ga banyak anak2 muda (wanita2 muda) yg dateng tadi. dan smoga usaha para panitia penyelenggara (duh tantee... niat amat sih tannn bikin ginian :D) tidak sia2.. again, i think krn yg bikin juga udh pd berumur jd for the 4 of us some processions felt like it was such a waste of time n not efficient.... tapi at least org2 yg keluar dr auditorium de Schakel, Diemen keluar dgn semangat nasionalisme yg terpolished (amin, amin).